JAKARTA- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia bersilang pendapat dengan Organisasi Angkutan Darat terkait dinaikkan atau tidak tarif BBM bersubsidi untuk angkutan umum.
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo)
merupakan organisasi baru yang didirkan para pengusaha angkutan barang.
Sebelumnya, mereka tergabung dalam Organda yang beranggotakan pengusaha
angkutan barang maupun penumpang.
Salah seorang perintis Aptrindo, Kyatmaja Lookman
Djaja mengatakan terkait kebijakan penaikan tarif BBM bersubsidi,
pihaknya berbeda pendapat dengan Organda, karena pihaknya menginginkan
pemerintah perlu segera menaikkan tarif BBM bersubsidi.
Menurutnya, bidang transportasi umum khususnya
angkutan barang, kenaikan tarif pelayanan sangat dipengaruhi oleh tarif
BBM bersubsidi. Selama ini, karena harga jual BBM bersubsidi tidak
dinaikkan.
“Padahal tarif tol naik, harga layanan angkutan
barang tidak naik. Tarif penyeberangan naik, biaya kuli naik, harga truk
naik, harga angkutan barang tidak naik,” ujarnya, Minggu (5/10).
Karena itulah, dia meyakini jika tarif BBM dinaikkan,
harga jasa layanan angkutan barang bisa dikerek oleh para pengusaha
angkutan barang. Dia meyakini jika tarif BBM naik sekitar 30%, tidak
akan memberikan dampak berkepanjang bagi masyarakat.
“Tidak bisa dipungkiri kalau subsidi BBM itu
membebani keuangan negara. Harusnya, jika ingin minta subsidi ke
pemerintah, bisa dalam bentuk lain, tidak harus subsidi BBM,” ucapnya.
Subsidi dalam bentuk lain tersebut, lanjutnya, bisa
berupa pengurangan tarif bea masuk komponen dan suku cadang kendaraan
yang mayoritas masih harus diimpor karena belum bisa diproduksi di dalam
negeri.
Sebelumnya, DPP Organda menolak kenaikan harga BBM
bersubsidi untuk angkutan umum penumpang dan barang selain meminta
pemerintah pusat dan daerah menindak tegas kendaraan dengan muatan
melebihi batas atau over loading.
Ketua DPP Organda Eka Sari Lorena Soerbakti
mengatakan kenaikan BBM bersubsidi bagi angkutan umum, baik barang
maupun penumpang bakal menambah biaya operasional kendaraan.
“Saat ini saja, BBM belum dinaikkan, tingkat
keterisian penumpang atau barang pada setiap angkutan umum rata-rata
mencapai 45% sampai 50%. Apalagi kalau BBM bersubsidi untuk angkutan
umum dinaikkan, dan tarif juga turut naik, dipastikan daya beli
penumpang akan makin menurun,” jelasnya.
Menurutnya, sebaiknya pemerintah memprioritaskan BBM
bersubsidi bagi angkutan umum karena moda transportasi berbasis jalan
ini masih dibutuhkan oleh masyarakat luas dibandingkan moda transportasi
kendaraan pribadi yang menyedot lebih banyak subsidi BBM.
Mekanisme pemberian subsidi BBM bagi angkutan umum
barang dan penumpang, menurutnya, bisa dilakukan dengan cara pemerintah
menetapkan stasiun pengisian khusus bagi angkutan plat kuning sehingga
tidak bisa diakses oleh angkutan plat hitam.
Hal ini, lanjutnya, diperparah dengan kenaikan
komponen dan suku cadang serta harga kendaraan yang mencapai 10% hingga
15% karena mayoritas spare part untuk kendaraan bertipe besar harus
diimpor lantaran belum bisa diproduksi di dalam negeri.
:Kalau kendaraan jenis kecil, sebagian besar suku
cadangnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Tapi bagi bus atau truk
berukuran besar, mau tidak mau harus diimpor dan sampai saat ini belum
ada kebijakan stimulus fiskal untuk itu,” jelasnya.
Pengen yang lebih seru ...
BalasHapusAyo kunjungi www.asianbet77.com
Buktikan sendiri ..
Real Play = Real Money
- Bonus Promo Red Card pertandingan manapun .
- Bonus Mixparlay .
- Bonus Tangkasnet setiap hari .
- New Produk Sabung Ayam ( minimal bet sangat ringan ) .
- Referal 5 + 1 % ( seumur hidup ) .
- Cash Back up to 10 % .
- Bonus Royalty Rewards setiap bulan .
untuk Informasi lebih jelasnya silahkan hubungi CS kami :
- YM : op1_asianbet77@yahoo.com
- EMAIL : asianbet77@yahoo.com
- WHATSAPP : +63 905 213 7234
- WECHAT : asianbet_77
- SMS CENTER : +63 905 209 8162
- PIN BB : 2B4BB06A / 28339A41
Salam Admin ,
http://asianbet77.com/